Menyusuri Kota Paris
Dua hari sudah saya membaca novel "99 cahaya di langit eropa". Buku yang sangat bagus tentunya, seolah-olah pembacanya di ajak ikut tenggelam menyusuri aliran sungai siene, jalan-jalan ke museum louvre, terus ke square de la concorde, masuk ke kampus sorbone, naik ke menara eifel dan tiada pula lupa tuk ikut mengkaitkan gembok cinta pada salah satu bangunan didekat menara eifel.
Konon siapapun yang mengkaitkan "gembok cinta" tersebut, anda dan pasangan akan langgeng seutuhnya. Paris, kotanya mode dunia. Kota yang membuat takjub Rifaah Tahtawi dan kota ini pula yang membuat Muhammad Abduh mengeluarkan kata-kata mashur sampai sekarang. "Saya melihat islam yang sebenarnya di kota ini (paris)".
Bukan tiada alasan beliau mengucapkan kata-kata tersebut, bila menilisik lebih jauh mungkin maksud beliau berucap demikina yaitu bila kita menjadi minoritas di negara tertentu dan kita masih kokoh dengan keislaman, maka di situlah islam itu hadir. Ritual keagamaan yang biasa dilakukan dalam kondisi mayoritas maka akan biasa namun berbeda bila ritual keagaaman tersebut dilakukan dilingkungan yang minoritas.
Tuhan begitu hadir dalam sanubari (sok tau saya yah, heheheeeee) didalam Moseum Louvre ada banyak lukisan yang terkenal itu. Monalisa karya leonardo da vinci, lukisan bunda maria yang berjilbab dan dijilbab tersebut huruf kufic yang bertuliskan kalimat Tauhid. Aneh bukan?? tiada yang mustahil bro, islam pernah bersanding mesra selama beratus tahun di tanah eropa.
Dengan begitu kebudayaan islam akan ikut berkembang di dalamnya. yang lebih mencengangkan lagi yaitu Kaisar Napoleon Bonaparte telah menjadi islam, meski kebenarannya masih di sangsikan namun sumber terdekat mengatakan beliau telah berikrar menjadi muslim. Ini terjadi setelah beliau pulang dari mesir.
*****
Orang islam harus membangun museumnya sendiri, seperti museum louvre. agar umat sendiri tiada lupa dengan sejarah keemasan masa silam. Islam yang dulu pernah berjaya dari timur eropa sampai barat india di lakukan dengan cara-cara yang damai. Berbeda dengan umatyang sekarang. bangunan megah dimana-mana, mall dimana-mana namun miskin kedalamn. yang lain dibangun namun sejarah ditinggalakan. "umat yang baik itu yang tiada lupa dengan sejarahnya" demikian kata imam syafi'i.
Konon siapapun yang mengkaitkan "gembok cinta" tersebut, anda dan pasangan akan langgeng seutuhnya. Paris, kotanya mode dunia. Kota yang membuat takjub Rifaah Tahtawi dan kota ini pula yang membuat Muhammad Abduh mengeluarkan kata-kata mashur sampai sekarang. "Saya melihat islam yang sebenarnya di kota ini (paris)".
Bukan tiada alasan beliau mengucapkan kata-kata tersebut, bila menilisik lebih jauh mungkin maksud beliau berucap demikina yaitu bila kita menjadi minoritas di negara tertentu dan kita masih kokoh dengan keislaman, maka di situlah islam itu hadir. Ritual keagamaan yang biasa dilakukan dalam kondisi mayoritas maka akan biasa namun berbeda bila ritual keagaaman tersebut dilakukan dilingkungan yang minoritas.
Tuhan begitu hadir dalam sanubari (sok tau saya yah, heheheeeee) didalam Moseum Louvre ada banyak lukisan yang terkenal itu. Monalisa karya leonardo da vinci, lukisan bunda maria yang berjilbab dan dijilbab tersebut huruf kufic yang bertuliskan kalimat Tauhid. Aneh bukan?? tiada yang mustahil bro, islam pernah bersanding mesra selama beratus tahun di tanah eropa.
Dengan begitu kebudayaan islam akan ikut berkembang di dalamnya. yang lebih mencengangkan lagi yaitu Kaisar Napoleon Bonaparte telah menjadi islam, meski kebenarannya masih di sangsikan namun sumber terdekat mengatakan beliau telah berikrar menjadi muslim. Ini terjadi setelah beliau pulang dari mesir.
*****
Orang islam harus membangun museumnya sendiri, seperti museum louvre. agar umat sendiri tiada lupa dengan sejarah keemasan masa silam. Islam yang dulu pernah berjaya dari timur eropa sampai barat india di lakukan dengan cara-cara yang damai. Berbeda dengan umatyang sekarang. bangunan megah dimana-mana, mall dimana-mana namun miskin kedalamn. yang lain dibangun namun sejarah ditinggalakan. "umat yang baik itu yang tiada lupa dengan sejarahnya" demikian kata imam syafi'i.
Komentar
Posting Komentar